Rabu, 09 November 2011

PROSEDUR PERNIKAHAN GEREJA KATOLIK - Part3

Kebijakan Paroki Tentang Pernikahan Pada Masa Khusus 
Pada prinsipnya gereja dilarang merayakan misa ritual pada hari Minggu selama masa khusus. Aturan ini tercantum dalam Misale Romanum terbaru art. 372. beberapa hal yang harus diperhatikan melalui pernyataan di atas adalah:
  1. Misa ritual adalah perayaan yang berkaitan dengan sakramen (mis: pernikahan) atau sakramentali (pemberkatan rumah).
  2. Masa khusus meliputi:
Adven
Masa persiapan kita untuk menyongsong pesta Natal (hari kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus); sekaligus masa penantian eskatologis (kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya, yaitu dalam kemuliaan-Nya pada akhir jaman).
         Rabu Abu
       Abu adalah sisa-sisa pembakaran daun palma yang telah kering yang berwarna hitam.
       Dalam Kitab Suci, abu antara lain mengungkapkan:
  • sesuatu yang tidak berharga;
  • kesengsaraan;
  • kerendahan diri di hadapan Allah (bdk. Kej 18:27);
Dalam upacara Rabu Abu (awal masa prapaskah) dahi kita diberi abu untuk mengungkapkan kelemahan dan dosa kita yang ditandai dalam proses matiraga (puasa dan pantang) dan tobat.
Prapaskah
Mempersiapkan para calon Baptis untuk memberi arti dan menghidupi sakramen Baptis yang akan mereka terima pada Hari Raya Paskah/Masa Paskah.
Mempersiapkan seluruh umat beriman akan Yesus Kristus untuk bisa lebih memaknai dan menghayati hidup dalam persatuan  dengan sengsara-wafat-kebangkitan-Nya.
Pekan Suci (Minggu Palma - Kamis Putih - Jumat Agung -  Sabtu Suci -Malam Paskah - Minggu Paskah)
Minggu Palma


  Perayaan kemenangan Kristus Raja dengan penyambutan-Nya di Yerusalem; sekaligus pewartaan penderitaan-Nya sebagai jalan menuju kemuliaanNya.
Kamis Putih


Mengalami kembali tiga penstiwa penting, yaitu:
  • persembahan Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur kepada Bapa dan para rasul sebagai makanan dan minuman yang berdasarkan Kasih-Nya kepada dunia (pendirian sakramen Ekaristi);
  • penugasan para rasul dan penggantinya dalam imamat yang juga dipersembahkan sebagai kurban;
  • perintah Yesus mengenai Kasih Persaudaraan.
Jumat Agung
Merenungkan sengsara Tuhan Yesus Kristus, domba kurban  kita yang dipersembahkan dan kita menyembah salibNya (lih. 1Kor 5:7) melalui Sabda yang diperdengarkan untuk kita semua. Gereja mau menampilkan keikutsertaannya pada detik-detik terakhir sengsara dan wafat Yesus. Dan lewat Sabda yang dibacakan hari itu terungkaplah kekayaan teologi salibi
pengorbanan total Allah untuk kita. Permenungan ini berangkat
dari luka Kristus yang wafat pada salib disertai dengan doa bagi keselamatan seluruh dunia. Sifat Jumat Agung yang demikian ini menyadarkan kita untuk menghayatinya secara khusus sebagai hari tobat.
Sabtu Suci
Merenungkan penderitaan, wafat, dan turunnya Kristus ke  alam maut / dunia orang mati (lih. 1Pet 3:19). Saat itulah Yesus mewartakan keselamatan kekal kepada mereka yang mati sebelum Kristus hadir secara fisik. Begitu pentingnya makna Sabtu Suci ini sehingga tidak deperkenankan mengadakan sakramen-sakramen kecuali sakramen tobat dan sakramen pengurapan orang sakit (lih. Litterae Circurales De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrands art. 75).
Malam Paskah
Merupakan malam tirakatan (vigili) bagi Tuban (bdk. Kel 12:42 sikap berjaga-jaga bangsa di Israel yang akan dibebaskan dari perbudakan Mesir). Tirakatan ini diadakan untuk mengenang malam kudus Tuhan yang bangkit. Perayaan ini HARUS dilaksanakan pada waktu malam dan berakhir setelah fajar Minggu. Seperti umat Israel yang dibimbing oleh tiang api saat keluar dari Mesir, demikian juga orang-orang Kristiani pada gilirannya mengikuti Kristus Sang cahaya abadi dalam kebangkitan-Nya.
Paskah
Hari raya kebangkitan Tuhan telah tiba! Dengan demikian misa Minggu Paskah HARUS dirayakan dengan meriah.
OktafPaskah  
Delapan hari khusus gereja untuk merayakan puncak dan inti iman kita akan Yesus Kristus yang bangkit untuk kita.
Peringatan arwah semua orang beriman (setiap tgl. 02 November)          
Peringatan Gereja secara khusus bagi semua orang yang telah meninggal dunia untuk memperoleh indulgensi (kemurahan hati atau pengampunan Allah) mela1ui doa-dao yang kita panjatkan.

Berdasarkan makna dan suasana masa khusus dari dua dokumen liturgi, yaitu: Misale Romanum dan Litterae Circurales De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrands, Biasanya ada kebijakan (tergantung paroki setempat) berkaitan dengan perayaan upacara pemikahan, sbb:

  1. Dalam masa Adven dan Prapaskah masih diijinkan untuk melangsungkan upacara pemikahan dengan memperhatikan kesederhanaan. Ukuran kesederhanaannya adalah:
A. Masa Adven

Gereja
  • Hiasan bunga diijinkan hanya di sekitar altar.
  • Tidak menggunakan karpet di lorong.
  • Tidak ada hiasan bunga di sepanjang lorong menuju altar.
  • Tidak ada hiasan bunga di pintu masuk gereja.
  • Warna liturgi mengikuti masa yang berlaku
Imam dan mempelai
  • Kasula imam berwarna putih.
  • Mempelai diperkenankan membawa bunga tangan.
  • Diperkenankan mempersembahkan bunga di patung Maria.
B. Masa prapaskah
Gereja
  • Hiasan bunga TlDAK DIIJINKAN sama sekali dan diganti
  • Dengan dedaunan secukupnya di sekitar altar.
  • Tidak menggunakan karpet di lorong
  • Tidak ada hiasan bunga di sepanjang lorong menuju altar
  • Tidak ada hiasan bunga di pintu masuk gereja
  • Wama liturgi mengikuti masa yang berlaku
  • Orgen/alat musik lainnya hanya bersifat mengiringi lagu (tidak ada instrumental)
  • Lagu-Iagu juga tidak sebanyak masa liturgi umum (dikonsultasikan dengan imam)
Imam dan mempelai
  • Kasula imam berwarna putih
  • Mempelai diperkenankan membawa bunga tangan
  • Diperkenankan mempersembahkan bunga di patung Maria
2. Dalarn upacara Rabu abu, pekan suci, oktaf paskah, dan peringatan arwah semua orang beriman 2 November TlDAK DIIJINKAN untuk melangsungkan upacara pernikahan.
3. Kebijakan ini akan berubah (bersifat tentatif) setelah dokumen khusus tentang pernikahan dari KWI mendapat pengesahan dari Vatikan dan diberlakukan di Keuskupan-keuskupan di Indonesia.


sumber http://www.imankatolik.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar